UPT Kementan Sulsel Kunjungi Kodim Gowa Bahas Koordinasi Kerjasama Bidang Pertanian

Notification

×

Tag Terpopuler

UPT Kementan Sulsel Kunjungi Kodim Gowa Bahas Koordinasi Kerjasama Bidang Pertanian

Kamis, 21 Maret 2024 | Maret 21, 2024 WIB Last Updated 2024-03-21T07:52:38Z

Gowa, Batangkaluku - Kementerian Pertanian terus melakukan upaya peningkatan produksi pertanian dan mengembalikan swasembada pangan. 


Hal tersebut dibuktikan melalui penandatangan kerjasama Optimasi Lahan Rawa antara Menteri Pertanian dan Kepala Staf Angkatan Darat.


Menteri Pertanian, Amran Sulaiman menegaskan dengan adanya kerjasama antara Kementan dan TNI AD ini, swasembada pangan Indonesia optimis segera tercapai. Pasalnya, kerjasama ini tidak hanya peningkatan produksi pada lahan baku sawah, tapi juga mengoptimalkan lahan tidur utamanya lahan rawa mineral yang potensinya dapat dijadikan lahan pertanian seluas 10 juta hektar.


"Kementan bersama TNI AD akan membuat pompanisasi air sungai dan embung di Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa sebagai langkah dari optimasi pemanfaatan lahan rawa guna meningkatkan produktivitas pertanian Indonesia yang tengah terancam akibat adanya El Nino yang masuk pada kategori Gorila El Nino," ungkapnya.


Menanggapi paparan Menteri Pertanian, Kepala Staf Angkatan Darat, Maruli Simanjuntak menyampaikan apresiasinya kepada Kementan yang telah memberikan banyak dukungan untuk TNI AD terutama soal pupuk, pengairan, dan alsintan. Ia juga memastikan bahwa seluruh prajurit TNI mendukung apa yang menjadi program Pemerintah khususnya pada sektor pangan.


"Semua jajaran TNI AD turun ke lapangan meninjau area masing-masing untuk mendukung program Pemerintah (Kementan) dalam menghadapi ancaman yang paling rawan pangan”, pungkas Kasad Maruli.


Sementara itu, Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi bahwa sektor pertanian merupakan sektor paling penting saat ini dan masa depan. Krisis pangan terus jadi tantangan bahkan ancaman, karena adanya perubahan iklim dan ketidakpastian kondisi sosial, ekonomi dan politik.


“Salah satunya goncangan ekonomi yang disebabkan konflik Rusia-Ukraina berdampak pada produktivitas pertanian Indonesia utamanya dari ketersediaan pupuk. Namun dampak lebih besar yang kita rasakan saat ini adalah adanya fenomena alam el nino,” ucapnya.


Dedi menambahkan strategi khusus yang dilakukan adalah penyesuaian pola dan waktu tanam, pengelolaan air dan pemanfaatan sumber daya air alternatif, penyelamatan dan perlindungan serta pemberdayaan petani. BPPSDMP menyadari bahwa keberhasilan upaya mengatasi dampak el nino dan perubahan iklim lainnya memerlukan peran serta petani dan pemerintah daerah.


Dalam rangka menindaklanjuti perjanjian kerjasama Kementan dan TNI AD, BPPSDMP melalui Balai Besar Pelatihan Batangkaluku melakukan koordinasi dengan Komando Distrik Militer (Kodim) di beberapa Kabupaten. Rabu (20/3).


Kepala BBPP Batangkaluku melalui Ketua Kelompok Substansi, Sugeng Mulyono menyebut bahwa menyatakan bahwa BBPP Batangkaluku bertanggung jawab atas kegiatan ini di 4 kabupaten yaitu Takalar, Gowa, Wajo, dan Luwu.


"Anggota TNI dari Kodim di Kabupaten telah siap sepenuhnya mendukung kegiatan ini. 


"Pengusulan pompanisasi harus disesuaikan dengan kebutuhan petani baik dari segi ukuran maupun ketersediaan operasional pompa," ujarnya.


Sementara itu, Widyaiswara Madya BBPP Batangkaluku, Jamaluddin Al Afgani menerangkan bahwa koordinasi tersebut dalam rangka tindak lanjut program pompanisasi untuk perluasan areal tanam.


"Selain bertandang ke Markas Kodim, pihaknya bersama Personel Kodim, Balai Besar Wilayah Sungai PUPR, dan Dinas Pertanian setempat juga melakukan verifikasi CPCL Pompanisasi misalnya survei sumber air yang berada dekat dengan areal tanam," tutupnya.


Sebelumnya juga telah dilakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian dalam rangka permintaan data perluasan areal tanam. Telah diperoleh luas lahan di kabupaten Takalar yaitu 2277,49 hektare, Gowa 350,43 hektare, Wajo 8665,21 hektare, Luwu 4891,01 hektare.