Menguak Ketidakpedulian Pemerintah di Tengah Kesulitan Korban Kebakaran di Bulukumba

Notification

×

Tag Terpopuler

Menguak Ketidakpedulian Pemerintah di Tengah Kesulitan Korban Kebakaran di Bulukumba

Selasa, 06 Agustus 2024 | Agustus 06, 2024 WIB Last Updated 2024-08-07T06:36:16Z

Bulukumba,Pada Selasa, 6 Agustus 2024, suasana di Lingkungan Sapolohe, Kelurahan Sapolohe, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, diliputi kesedihan mendalam.

Rabaking, yang dikenal dengan nama Jenggo, tinggal bersama anaknya di sebuah rumah sederhana di tengah kebun. Namun, kebahagiaan mereka lenyap dalam sekejap ketika pada Minggu, 4 Agustus 2024, api melahap rumah mereka hingga tak bersisa. “Rumah kami, tempat kami berteduh selama ini, benar-benar habis terbakar. Kami hanya tersisa baju yang kami pakai,” ungkap Rabaking dengan suara penuh kepedihan dan air mata.




Lebih memilukan, Rabaking kehilangan bukan hanya rumahnya. Emas, uang sekitar dua juta rupiah, handphone, dan tiga ekor kambing, semua menjadi korban amukan api. Kehilangan ini adalah pukulan berat bagi keluarga kecil ini, yang kini harus memulai kembali dari nol.

Lembaga Gerakan Intelektual Satu Komando (GISK) datang untuk menyalurkan bantuan uang tunai kepada Rabaking.

Di tengah tragedi ini, GISK muncul sebagai penolong. Ketua Srikandi GISK, Sulastri Oktavia Yasri, bersama Sekretaris Ika Hasrianti dan Bendahara Erna Yolanda, mengunjungi lokasi kebakaran dan memberikan bantuan uang tunai. 

“Bantuan ini adalah bentuk kepedulian kami,” kata Sulastri Oktavia Yasri. “Kami berharap ini bisa sedikit meringankan beban Bapak Rabaking di tengah situasi yang sangat sulit ini.”


Namun, di balik kehadiran GISK yang penuh empati, ada kegetiran yang mendalam. 

Sudah tiga hari sejak kebakaran melanda, namun pemerintah setempat—baik Kepala Lingkungan, Lurah, maupun Camat—belum juga menunjukkan kepedulian mereka. 

Ketidakhadiran mereka di lokasi, di tengah penderitaan warga, semakin menambah beban psikologis dan fisik bagi Rabaking dan anaknya.

Kamaruddin SPd, petinggi GISK, mengungkapkan keprihatinan yang mendalam. “Kami sangat berharap bantuan ini dapat memberikan sedikit meringankan beban Bapak Rabaking. 

Namun, kami juga sangat menyesalkan ketidakpedulian pemerintah setempat. Kepedulian mereka sangat diperlukan dalam situasi seperti ini, dan ketidakhadiran mereka sangat mengecewakan.”

Di tengah ketidakpastian dan duka mendalam, GISK memberikan sinar harapan. Bantuan mereka bukan hanya sebuah dukungan materi, tetapi juga simbol kepedulian dan cinta di saat-saat terburuk. 

Semoga, di tengah kegelapan dan ketidakpedulian ini, perhatian serta dukungan dari masyarakat dan pemerintah dapat segera muncul, membawa harapan baru bagi Rabaking dan anaknya yang tengah berjuang menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian. (S).