Luwu Utara, Sulsel, (MNC),
Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bersubsidi yang relatif digunakan masyarkat, mendorong banyak pihak mencari keuntungan.
Kondisi itu juga berkembang di Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara, provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Pantauan Awak media pada Sabtu (19/08/23) para pengetap solar bebas melakukan aksinya, bahkan mobil mereka mendominasi antrean kendaraan untuk membeli solar di SPBU Baliase dengan nomor SPBU 74 919 94.
Pantas saja aktivitas mereka itu sangat dikeluhkan warga.
“Sejak pagi, siang, sore bahkan kadang sampai malam, hanya kendaraan mereka milik pengetap solar yang mendominasi antrean ke SPBU Baliase ini.
Sedangkan masyarakat awam, hanya bisa mengurut dada, tidak bisa ikutan antre karena barisan kendaraan sangat panjang.
'Kami tidak punya banyak waktu, diburu kesibukan,” ucap EK, warga Baliase menyampaikan keluhannya kepada awak media.
Warga, khususnya pemilik kendaraan pribadi bermesin diesel di Luwu Utara, memang seakan tersingkir dengan dominasi Dumptruk dan mobil pengetap solar.
Nyaris setiap hari, jika di SPBU Baliase tersedia solar, dalam tempo singkat muncul banyak Dumptruk dan mobil pengetap.
Barisan kendaraan itu mengular di tepi Jalan Poros Masamba Palopo, di dekat SPBU kadang mereka sudah menyiapkan Jerigen atau langsung membawa ke tempat penampungan entah dimana yang jelas bersangkutan sebagian lagi berbaris “sembunyi” di kawasan sekitar SPBU Jalan.
Pengamatan Awak media, sejumlah mobil pengetap berbagai jenis seperti Avanza, Kijang, Panther, Dumptruk, Grand Max hingga Mobil Box.
Adapun dugaan modus yang mereka lakukan dengan berpindah-pindah tempat mengantri dari SPBU Baliase hingga ke SPBU Kappuna, kata warga.
Aktivitas para pengetap ini diduga ada kerjasama dengan pihak SPBU sebab mereka bebas mengisi ke tangki yang sudah dimodifikasi hingga nilai jutaan rupiah dengan modus usai mengisi lalu keluar tapi hanya memutar kendaraan lalu balik lagi masuk ke SPBU.
Dengan kondisi tersebut, mau tidak mau warga terpaksa membeli solar di eceran.
Tentu saja harganya terpaut sekitar Rp 3000 hingga Rp 5000 ribu lebih mahal per liternya, daripada solar di SPBU.
Maka dengan kondisi tersebut, warga meminta pihak terkait bisa melakukan penertiban.
“Kami minta perhatian petugas Polres Luwu Utara juga Pertamina, supaya dapat menangani persoalan ini.
"Jangan sampai nanti masyarakat bertindak sendiri agar para pengetap solar tidak mendominasi lagi di SPBU,” ujar EK.
Salah satu warga Baliase MD, juga menjelaskan, bagi masyarakat yang menemukan kecurangan di SPBU agar segera melaporkannya
melalui saluran telepon di nomor (021) 3815909 / 3815910 /3815911.
Selain nomor telepon di atas, masyarakat juga bisa melaporkan melalui SMS dan WhatsApp di nomor +628118615000. Atau bisa juga melalui FAX (021) 3815912 dan email ke pertaminaclean@tipoffs.com.sg.
Pertamina juga menyediakan layanan pengaduan melalui website https://pertaminaclean.tipoffs.info serta Mail Box ke Pertamina Clean PO Box 2600 JKP 10026.
Dengan adanya layanan pengaduan ini, masyarakat yang melihat kecurangan atau pelanggaran di SPBU bisa langsung melapornya agar bisa segera dievaluasi.
(Tim media)