Makassar (MNC), Sektor pertanian di era digital menuntut SDM sektor pertanian untuk memiliki pengetahuan dan penguasaan teknologi tak terkecuali bagi para penyuluh pertanian dan petugas lapangan, oleh karena itu DinasTanaman Pangan, Hortikultura Dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan kegiatan Pelatihan Teknis Multimedia dan Teknologi Informasi Penyuluhan Pertanian bagi Penyuluh Pertanian Non Pendamping READSI Angkatan I, II & III, diikuti 45 orang peserta yang berasal dari Kab. Luwu Utara dan Timur dan dilaksanakan di Hotel Aerotel Smile Makassar, 22 – 28 Agustus 2023.
Melalui pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas kompetensi bidang multimedia, teknologi informasi serta meningkatkan kemampuan penyuluh agar mampu melaksanakan tugas dan fungsi sesuai bidang keahliannya, sehingga mampu bersaing dalam perubahan teknologi.
Sebagaimana tujuan Program READSI (Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative) adalah meningkatkan kesejahteraan keluarga tani miskin di wilayah sasaran program.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menjelaskan program READSI memberikan kesempatan kepada setiap petani untuk terus maju dan berkembang dalam meningkatkan kesejahteraannya. “Kementerian Pertanian terus berupaya meningkatkan kompetensi dan kapasitas SDM pertanian melalui pelatihan yang terstruktur, sistematis dan masif, karena perkembangan pertanian sangat dinamis. SDM pertanian adalah penentu peningkatan produktivitas, kontribusinya 50%. Sementara inovasi teknologi dan regulasi masing-masing 25%,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi yang menjelaskan jika hal terpenting yang harus dilakukan saat ini meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM pertanian.
"Mengapa penting? Karena SDM adalah faktor pengungkit utama dalam peningkatan produktivitas. Jika ingin produktivitas meningkat, berarti tingkatkan dahulu kualitas SDM-nya," tutur Dedi.
Untuk pelatihan multimedia kali ini, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan mendatangkan Fasilitator dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku.
Salah satu Fasilitator, Yuli Nurnaningsih pada sesi pelatihan dengan membawakan materi Pengenalan Multimedia.
Sementara materi lainnya yang akan diberikan, di antaranya meliputi Pengenalan Audio, Visual, Video dan publikasi melalui media sosial.
Menurutnya, dengan pelatihan ini bisa membawa perubahan bagi penyuluh Pertanian khususnya Multimedia sebagai informasi kepada petani dan masyarakat
"Saat ini para petani, terutama kelompok petani milenial, banyak memanfaatkan teknologi digital dalam pengembangan produksi pertanian. Para penyuluh pertanian juga diharapkan memiliki kompetensi yang sama dalam pemanfaatan multimedia dan teknologi digital," Pungkasnya.
“Penggunaan multimedia dalam proses penyuluhan ini sangat efektif. Penyuluh harus bisa apa saja. Karena yang dihadapi bukan petani model dulu. Tetapi petani muda milenial yang paham IT,” jelas Yuli.
Selain pemberian materi dan praktek di ruang belajar, peserta juga mengadakan Praktek Lapangan di Koperasi Gapoktan, Kelurahan Bontomanai, Kecamatan Bontomarannu, Kab. Gowa.
Pada PKL ini, peserta dibekali tentang transformasi kelembagaan Gapoktan menuju Koperasi Gapoktan, Produksi tanaman Rambutan dan pengendalian hama tikus pada tanaman padi, selanjutnya peserta membuat video peliputan sesuai dengan tema yang telah dibagikan oleh masing-masing kelompok.
Di akhir pelatihan nanti peserta akan mengumpulkan tugas berupa rekaman audio sesuai naskah yang sebelumnya di buat, video dokumentasi dan Flyer Informasi Pertanian.
Martinus, peserta pelatihan mengatakan dengan pemanfaatan multimedia dan teknologi digital saat ini sangat memudahkan untuk melakukan penyuluhan.
(Red/**)