Soppeng (MNC), Pasar Lamataesso yang berlokasi di area yang sama dengan pasar sentral Soppeng provinsi sulawesi selatan yang dibangun oleh pemerintah kabupaten Soppeng melalui dana PEN dengan nilai anggaran mencapai Rp 23 Milliar nampak berdiri dengan megahnya.
Pembangunan pasar ini dilakukan dengan harapan untuk memberikan tempat aktivitas perdagangan bagi masyarakat soppeng khususnya bagi pedagang yang telah menjual sebelumnya di area tersebut meskipun beberapa pedagang yang mungkin baru mengisi kios pasar yang berlantai 3 itu.
Diketahui pasar tersebut diprioritaskan bagi para pedagang asal kabupaten Soppeng dan bahkan Kadis PPK dan UKM pernah menyebut bahwasanya sekitar 80 persen akan diisi pedagang yang sudah pernah berjualan, baik itu di Pasar Sentral, Cabenge dan Takalala, sementara ada 20 persen sisanya akan diisi oleh pedagang baru atau mereka yang sebelumnya hanya berjualan online,” ungkap Andi Agus, pada Selasa (3/10/2023) lalu.
Pada lantai pertama dan kedua akan digunakan untuk aktivitas perdagangan, dan di lantai pertama memiliki 28 kios, sedangkan di lantai kedua memiliki 30 kios.
Sedangkan lantai kedua akan digunakan oleh para penjual pakaian dewasa dan anak, jilbab dan sepatu.
Meski tujuan dibangunnya pasar tersebut diharapkan dapat memberikan fasilitas yang lebih baik bagi para pedagang dan masyarakat dalam berbelanja, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah kabupaten Soppeng, hanya saja beberapa kali pemantauan oleh pihak LHI menilai aktivitas perdagangan di pasar Lamataesso hampir tidak ada.
Yang mirisnya lagi, kata Tim Investigasi LHI bahwa Pasar Lamataesso saat ini sudah beralih fungsi menjadi lokasi permainan bola kaki, ujar Mahmud usai melakukan pemantauan pada Minggu (25/8/2024).
Mahmud menilai bangunan semegah itu sudah melenceng dari tujuan awal dibangunnya pasar Lamataesso ini.
"Kami menduga sudah melenceng dari tujuan awal dibangunnya pasar Lamataesso ini, apalagi aktivitas perdagangan hampir tidak ada, bahkan disinyalir tidak terpelihara dengan baik dengan adanya sejumlah bagian fisik bangunan sudah mulai rusak, ujarnya. Senin (26/8/2024).
"Semoga saja pembangunannya sesuai spek dan nilai dana yang digunakan, ungkapnya.
"Kami berharap Dinas terkait dalam hal ini DPPK dan UKM lebih jauh untuk bagaimana kemudian pemanfaatan bangunan yang menelan anggaran Milliaran rupiah ini difungsikan dengan baik sebagaimana mestinya, pungkas Mahmud.
(Red)